Sebagianbesar dari pemetik umumnya tidak memiliki alternatif pekerjaan kopi, tembakau, tebu dan lain sebagainya. Perkebunan teh Gunung Mas merupakan suatu kompleks perkebunann Gunung Mas juga mempunyai masyarakat yang tinggal dann bekerja di perkebunan secaraa turun temurun, dan berdampak pada kuatnya struktur dan kultur yang terbentuk Pengolahanbuah kopi sampai memperoleh kopi beras dengan kadar air 10-13% akan menyebabkan berat kopi turun hingga 12-22% tergantung pada jenis kopi, untuk kopi Robusta akan turun hingga tinggal ± 22%, sedang kopi Arabika ± 12% ( Deptan, 2005 ). Mutu kopi Robusta Beberapa sifat penting kopi Robusta antara lain sebagai berikut, a. Saran Lahan bekas jajar legowo di isi dengan 4 baris tanaman jagung dengan bagian tengah gulutan dipecah dengan satu alur lagi, sehingga saluran air lebih lancar.Pada masa awal pertumbuhan sampai dengan usia sekitar 10 hari tanaman jagung tak menyukai air yang tergenang. Tujuan lain adalah untuk lebih meningkatkan kapasitas lahan sehingga lebih banyak Fast Money. Warga Australia dikenal terobsesi dengan kopi, namun tidak sampai satu persen biji kopinya diproduksi dari tanaman kopi yang dibudidayakan di Australia. Australia masih menggantungkan impor kopinya dari sejumlah negara, seperti impor dari Indonesia cukup digemari di Australia, meski jika dibandingkan dengan Brasil, volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Australia lebih rendah."Kopi asal Indonesia disukai konsumen di sini karena umumnya jenis Arabica dengan cita-rasa yang lebih kaya," ujar Ayu Siti Maryam dari Indonesian Trade Promotion Centre ITPC di menurut Ayu, kopi impor asal Indonesia tidak tepat bila dibandingkan dengan kopi asal Brasil yang umumnya berupa jenis Robusta yang cita-rasanya lebih pahit."Tidak comparable karena yang satunya Arabica dan yang lainnya Robusta," ujar Ayu kepada wartawan ABC Indonesia Farid M. Ibrahim, Senin kemarin 01/03. Kepala ITPC Sydney Ayu Siti MaryamSuppliedData yang disampaikan ITPC Sydney menunjukkan nilai ekspor biji kopi Indonesia ke Australia mencapai US$10,7 juta atau sekitar Rp152 miliar pada tahun ekspor ini sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2017 yang nilainya mencapai US$22 juta lebih."Penurunan terjadi karena adanya bencana Gunung Sinabung yang meletus di tahun 2018, sehingga supply mengalami penurunan," jelas mengatakan daerah utama pengekspor kopi ke Australia yaitu Gayo di Aceh, Jawa Barat dan daerah lainnya di data Biro Pusat Statistik RI, Indonesia tercatat sebagai negara eksportir kopi terbesar ke-7 di dunia dengan pangsa ekspor sebesar 4,05 persen pada 2019. Brasil menempati urutan pertama dengan penguasaan pasar 14,02 persen, disusul Jerman 8,7 persen, Vietnam 7,8 persen, Swiss 7,3 persen, Kolumbia 7,1 persen, dan Italia 4,8 persen. Secara nasional, daerah pengekspor kopi terbesar adalah Banten 32,08 persen, disusul Lampung 22,9 persen, Sumatera Utara 22 persen, Jawa Timur 13,01 persen, dan Aceh 7,1 persen. Jawa Barat berada di urutan ke-8 dengan tujuan ekspor antara lain ke Australia sendiri, meski bukan penghasil kopi, namun pasar kopi tergolong sangat besar dengan pendapatan sebesar US$1,4 miliar pada tahun 2017 atau sekitar Rp20 konsumsi kopi di Australia mencapai 1,8 juta karung kopi berukuran 60 kilogram. Jika dirata-ratakan perkapita, setiap warga Australia menghabiskan kopi hampir 2 kilogram di tahun 2019, kebanyakan berupa kopi giling dan hanya sekitar 0,5 kg kopi produksi Australia masih mahalSaat ini, sejumlah petani di Australia mulai membudidayakan tanaman kopi di sejumlah area perkebunan di kawasan yang iklimnya mendukung, misalnya di daerah Newrybar di utara negara bagian New South Wales serta Far North di Australia memiliki cita-rasa seperti kacang tanah dengan tingkat keasaman dan kafein yang lebih rendah. Petani kopi di wilayah Far North Queensland Candy MacLaughlin.ABC Landline Halina BaczkowskiHarga kopi produksi Australia saat ini masih lebih mahal dibandingkan dengan kopi impor, yang biaya produksinya diperkirakan jauh lebih murah."Kami masuk ke pasar kopi dengan kesadaran bahwa kami akan bersaing dengan produk yang lebih murah," ujar Rebecca Zentveld, yang menanam kopi di Newrybar di utara New South mengatakan untuk bisa bersaing, maka petani kopi Australia haruslah berinovasi dalam mekanisasi panen dan pengolahan."Kami tidak mampu membayar tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga perlu mamanfaatkan peralatan," jelas dan suaminya John mengembangkan usaha kopi ke model "crop to cup" atau dari hasil panen ke cangkir kopi, setelah mengalami penjualan biji kopi saja tidaklah kopi lainnya, seperti keluarga MacLaughlin di Far North Queensland juga semakin kreatif dengan produk ini melakukan eksperimen dengan kopi fermentasi dan berkarbonasi, serta menggunakan limbah kopi untuk membuat berbagai produk untuk lulur tubuh."Industri anggur selalu mengembangkan cita-rasa, sehingga saya berharap industri kopi bisa mengikuti hal seperti itu," kata Candy minum kopi bermula di kalangan orang Italia di Melbourne Simon Brooks, yang berprofesi sebagai coffe taster, menyebut biji kopi produksi Australia sulit ditemukan di pasaran.ABC Landline Halina BaczkowskiBudaya minum kopi di Australia, menurut Simon Brooks, pencicip kopi profesional yang dikenal dalam industri ini sebagai Q-grader, bermula dari kebiasaan orang Italia yang tinggal di Melbourne."Kita orang Australia merupakan salah satu peminum kopi paling terdidik di dunia," ujarnya."Semuanya dimulai di Melbourne di kalangan orang Italia dan terus berkembang dari sana," jelas Simon."Saat pertama kali masuk di industri ini pada tahun 2001, gelombang kedua dalam budaya minum kopi baru saja berlangsung dan di situlah mulai berkembang specialty coffee bukan kopi instan," menjelaskan, perkebunan kopi di Australia hanya mampu menghasilkan sekitar 400 ton biji kopi, sedangkan volume impor mencapai itu, kata Simon, kopi produksi Australia sangat sulit ditemukan di sejumlah petani mengatakan para penikmat kopi masih mengabaikan pemasok Candy MacLaughlin, keberadaan perkebunan kopi di Australia mungkin belum banyak satu upaya yang dilakukan untuk mengenal kopi produksi Australia adalah mengenalkannya ke perusahaan penggilingan kopi."Tujuan akhirnya adalah membuat konsumen mencari kopi produksi Australia sendiri," oleh Farid M. Ibrahim dengan laporan tambahan dari program ABC Landline. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 164 METODE PENGUPAHAN BURUH PETIK KOPI Studi Kasus Pada Buruh Petik Kopi Di Desa Resapombo Endah Masrunik Fakultas Ekonomi Universitas Islam Balitar endahhmasrunik ABSTRAK Upah adalah merupakan imbalan yang diterima oleh pekerja sesuai kesepakatan atas pekerjaan yang diseleseikan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui metode pembayaran upah buruh petik kopi yang ada di Desa Resapombo Kecamatan Doko kabupaten Blitar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan pada temuan-temuan penelitian yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk perhitungan lainnya, tetapi dengan menganalisis dan mendiskriptifkan temuan-temuan secara jelas dan mendalam. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa metode pembayaran upah buruh panen kopi di Desa Resapombo menggunakan beberapa metode yaitu 1 metode rinjing, dimana upah ditentukan berdasarkan kopi yang diperoleh di takar menggunakan rinjing dengan perbandingan 41, 4 rinjing kopi untuk pemilik kopi sedangkan 1 rinjing kopi untuk buruh petiknya. 2kilon, dimana upah yang diberikan kepada buruh petik berdasarkan jumlah kilogram kopi yang berhasil dipetik. Untuk mendapat upah 1 kg kopi maka buruh petik harus mampu memetik sebesar 10kg kopi. Sehingga 1kg kopi untuk buruh petik dan 9kg kopi untuk pemilik.3 Upah harian, apabila buruh bekerja sehari penuh jam 7 pagi hingga jam 4 sore maka akan menerima upah sebesar 4Nyewu, dimana untuk 1 kg kopi yang berhasil dipetik, buruh mendapatkan upah sebesar Kata Kunci kilon, kopi, kualitatif, nyewu, upah, rinjing ABSTRACT Wages are the benefits received by workers according to the agreement for the work completed. The purpose of this study is to determine the method of payment for coffee picking workers' wages in Resapombo Village, Doko District, Blitar Regency. This research is a qualitative research. Qualitative research method is an approach of research’s findings that are not obtained through statistical procedures or other forms of calculation, but by analyzing and describing the findings clearly and in depth. The results of this study proves that the payment method for coffee harvest laborers in Resapombo Village uses several methods, namely 1 the rinjing a place to carry thing like a bucket made from bamboo method, where wages are determined based on the coffee obtained by measuring using rinjing with a ratio of 4 1, 4 rinjing coffee for coffee owners while 1 rinjing coffee for the picking workers. 2 kilons, where the wages given to picking workers are based on the number of kilograms of coffee picked. To earn 1 kg of coffee, the worker Endah, Metode Pengupahan Buruh 165 must be able to pick 10kg of coffee. Therefore, that is 1 kg of coffee for the picking workers and 9 kg of coffee for the owner. 3 Daily wages, if the worker works a full day from 7 am to 4 pm, he receives a wage of 4 Nyewu, where for 1 kg of coffee that is successfully picked, the worker is paid Key words kilon/kilogram, coffee, quantitative, nyewu/thousand, wages, rinjing PENDAHULUAN Kopi sebagai salah satu sumber devisa negara memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan hasil perkebunan lainnya Murtiningrum et al., 2014. Kopi juga merupakan salah satu sumber ekonomi petani di Indonesia Rahardjo, 2012.Kopi di Indonesia memiliki berbagai jenis dan berada di peringkat ke 4 Indonesia menjadi prioritas untuk tersebut menunjukkan bahwa peranan petani kopi dalam perekonomian nasional cukup signifikan. Hal ini juga berarti bahwa keberhasilan pertanian kopi Indonesia secara langsung akan memperbaiki kesejahteraan petani. Masyarakat petani di pedesaan pada umumnya masih tergolong miskin dan mayoritasnya mengandalkan tenaga kerja sebagai sumber daya utama dalam proses produksi Toarco et al., 2020. Buruh tani sebagai salah satu komponen pada sektor pertanian, mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan sektor dilapangan menunjukkan bahwa keberhasilan sektor ini tidak selalu diikuti oleh meningkatnya kesejahteraan buruh tani. Hal tersebut disebabkan masih rendahnya upah buruh tani di Indonesia, sementara disisi lain harga barang-barang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terus meningkat Kardila et al., 2015. Perkembangan tingkat upah sektor pertanian pun tidak berjalan searah dengan kenaikan harga kebutuhan pokok sehingga berimpliksi negatif terhadap daya beli dan kesejahteraan buruh tani. Rendahnya pendapatan buruh tani juga tidak terlepas dari rendahnya partisipasi dan akses buruh tani terhadap kesempatan kerja diluar sektor pertanian Suwartapradja, 2008. Pendapatan buruh tani tidak menentu setiap bulannya karena perhitungan pendapatan mereka tidak menggunakan gaji tetapi menggunakan upah. Gaji dan upah tidaklah sama. Pengertian gaji menurut KBBI didefinisikan sebagai a upah dari kerja yang dibayarkan dalam waktu yang tetap. b balas jasa yang diterima oleh perusahaan dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu. Dari definisi tersebut terlihat bahwa salah satu Kompetensi, Vol 14, No 2, Oktober 2020 166 ciri utama gaji adalah dibayarkan dalam waktu tertentu secara periodik. Pengertian lainnya yaitu gaji adalah pemberian dengan jumlah tetap setiap bulannya kepada pegawai tetap Larasati, 2018. Gaji merupakan imbalan kepada karyawan dengan jenjang karier atas jasanya Mulyadi, 2016. Sedangkan upah menurut Larasati, 2018 adalah imbalan kepada buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak menggunakan kekuatan fisik dan biasanya jumlahnya ditetapkan secara harian, satuan atau rombongan dan lazimnya praktik ini ditemukan pada pabrik. Adakalanya upah juga dihitung berdasarkan jumlah produk yang dari definisi gaji dan upah di atas kita bisa simpulkan bahwa kalau gaji adalah imbalan lebih kepada atas pikiran dan pikiran yang diberikan dalam tugas yang sifatnya lebih dalam jumlah yang tetap dengan sistem pembayaran periodik. Sedangkan upah adalah pembayaran atas penyerahan jasa berdasarkan jumlah pekerjaan output yang diselesaikan misalnya dari jumlah jam, jumlah produk jadi, dan sebagainya. Upah menurut cara pembayarannya kepada buruh tani, di desa-desa yang mempergunakan sistem pengupahan tetap dikenal ada dua macam upah, yaitu upah borongan dan upah harian. Pembayaran upah borongan didasarkan pada satuan hasil pembayaran upah harian didasarkan pada jumlah hari buruh tani bekerja. Berikut ini merupakan penjelasan yang lebih rinci mengenai upah harian dan upah borongan a. Sistem Upah Harian Upah harian biasanya diberlakukan untuk pekerjaan yang sifatnya temporer atau yang dapat dilakukan oleh pekerja tidak pekerjaan bangunan, pekerja panen pertanian dan sistem upah harian, secara teoritis tingkat upah diperhitungkan berdasarkan rata-rata produktivitas tenaga kerja perhari Susilowati, 2005 51. Lazimnya jumlah jamkerja per hari antar kegiatan maupun antar desa bervariasi, demikian pula dengan besarnya upah harian. b. Sistem Upah Borongan Besarnya upah borongan umumnya sangat tergantung dari prestasi kerja buruh tinggi produktivitas kerja, secara teoritis semakin tinggi pula upah yang diterima buruh tani Susilowati, 2005 52.Variasi produktivitas antar individu buruh tani atau kelompok buruh tani merupakan determinan upah kerja buruh tani. Terdapat beberapa hal yang mendorong munculnya sistem borongan, antara lain Endah, Metode Pengupahan Buruh 167 1 jadwal tanam secara serentak untuk menghambat serangan hama wereng dan tikus sehingga pengolahan lahan juga harus serentak. 2 sistem pengairan yang semakin baik dan penjadwalan pengairan yang semakin teratur dan ketat memaksa petani untuk mempercepat pengolahan lahan agar dapat melakukan penanaman tepat pada waktunya. 3 penggunaan bibit unggul yang berumur pendek, sehingga pengolahan lahan harus dilakukan dengan cepat. 4 penggunaan traktor dengan upah borongan akan mampu menyelesaikan kegiatan pengolahan tanah dengan cepat, bahkan kurang dari satu hari. 5 pengupahan dengan sistem borongan secara total dinilai lebih murah dibandingkan upah harian, terutama bila nilai makan termasuk minum dan rokok buruh tani juga diperhitungkan. 6 tidak merepotkan pemilik lahan karena tidak perlu menyediakan makan. Susilowati, 201651 METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono, 2015. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang tidak menggunakan perhitungan-perhitungan atas temuan ini menghasilkan temuan-temuan yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan beragam itu meliputi pengamatan, wawancara dan observasi, selain itu juga bisa menggambil dari dokumen, buku, kaset video dan lain sebagainya. Jenis data dan sumber data dapat digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder Sanusi, 2014. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti, seperti wawancara langsung dengan buruh petik kopi dan petani kopi. Sedangkan data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari data kepustakaan yaitu dengan menganalisis buku, jurnal, dan literatur lainnya yang terkait dengan penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, pemilihan informan merupakan elemen yang sangat penting karena informan akan memberikan data-data yang dibutuhkan peneliti untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitiannya. Teknik purpose digunakan dalam Kompetensi, Vol 14, No 2, Oktober 2020 168 pemilihan informan, yaitu teknik pemilihan informan menurut kriteria tertentu sesuai yang telah ditetapkan sesuai dengan topik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian tentang metode pengupahan pada buruh petik kopi di desa Resapombo Kecamatan Doko Kabupaten Blitar. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Resapombo Kecamatan Doko merupakan daerah dataran tinggi sehingga hanya beberapa jenis tanaman yang dapat dikelola masyarakat dengan baik. Diantaranya kopi, cengkeh dan mulai saat ini tanaman kopi yang terus meneruh mulai di kembangkan. Hal ini dikarenakan tanaman kopi sangat jarang yang mengalami kematian akibat virus, hanya hama tupai dan luwak yang banyak menyerang tanaman kopi apabila kopi sudah siap panen.. Masa panen kopi hanya setahun sekali namun hasil dari panen tersebut dapat diandalkan oleh masyarakat Desa Resapombo untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lahan yang mereka garap umumnya adalah lahan warisan dari nenek moyang mereka yang sebelumnya sudah ada tanaman kopinya sehingga mereka hanya tinggal merawatnya saja dan menunggu ada pula yang memulai menanam dari tanaman kopi yang bisa mencapai puluhan tahun dapat menghemat biaya yang dikeluarkan petani karena mereka hanya perlu mengeluarkan biaya untuk perawatan tanaman kopi idealnya adalah 5 sampai 20 tahun namun umur tanaman kopi di desa Resapombo bisa lebih dari 20 tahun. Selama tanaman tersebut masih dapat berbuah maka petani akan terus mengelolanya. Pendapatan petani kopi di desa Resapombo dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti letak dan luas lahan serta kondisi itu, faktor lainnya yang mempengaruhi pendapatan petani kopi adalah biaya tenaga kerja yang pohon kopi tidak memerlukan banyak perawatan, para petani kopi masih tetap mengeluarkan biaya untuk perawatan dan biaya panen demikian, pemilik lahan kopi secara tidak langsung juga telah membantu masyarakat yang tidak mempunyai lahan kopi. Mereka yang tidak memiliki lahan kopi dapat memperoleh penghasilan dari upah yang mereka terima atas pekerjaan yang telah mereka lakukan Suwartapradja, 2008. Pemberian upah kepada buruh panen kopi di desa Resapombo Endah, Metode Pengupahan Buruh 169 Kecamatan Doko Kabuaten Blitar ada empat macam perhitungan yaitu metode rinjing, metode kilon, metode harian dan metode nyewu. 1. Metode Rinjing Metode rinjing ini merupakan metode pengupahan, dimana upah buruh diberikan berdasarkan banyaknya kopi yang diperoleh kemudian di takar menggunakan ini merupakan suatu wadah yang terbuat dari anyaman bambu yang mempunyai ukuran agak besar yang berbentuk seperti timba, kalau diukur menggunakan kg satu rinjimg kopi itu beratnya sekitar 20 sampai 25 kg pemberin upah berdasarkan rinjing ini apabilla pemilik lahan mendapatkan 4 rinjing kopi maka upah yang diterima buruh petik sebesar 1 rinjing kopi. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh mbah Boniyem selaku pemilik lahan kopi sebagai berikut “lek ngopahi tak taker gawe rinjing, rinjing iku digawe teko pring lan dinan koyo ember. Yo kiro-kiro sak rinjing kopi iku rongpuluh utowo slawe kilogram. Dadi upahe saben oleh limang ringjing kopi, sing patang rinjing kopi aku, sing sak rinjing kopi sing opek” Hal tersebut ditegaskan pula oleh bu kantun selaku buruh petik kopi, yang disajikan dalam kutipan wawancara sebagai berikut “upah e ditaker rinjing, dadi lek wonge oleh patang rinjing aku oleh sak rinjing. Dadi podo karo papat banding siji”dadi wonge yo ndak rugi, mergo lek gawe rinjingan, sing buruh ndang age age oleh e nyambut gawe ben oleh akeh, lek oleh akeh upah e yo mundak akeh, sing duwe kopi yo demen mergane le nyambut gawe cepet mari geng ndang diopeni meneh ben ndang uwoh meneh” Berdasarkan pernyatan dari pemilik lahan kopi dan buruh petik kopi tersebut maka pemberiah upah kopi di dasarkan atas banyaknya kopi yang diperoleh kemudian ditakar menggunakan rinjing, dengan perbandingan 41 dimana apabila pemilik lahan memperoleh 4 rinjing kopi maka buruh petik akan diberi upah sebanyak 1 rinjing kopi. Tidak jauh berbeda dengan penelitian Anam, 2018 yang mengungkapan bahwa besarnya upah yang diberikan didasarkan atas banyaknya kopi yang berhasil dipetik. Namun takarang yang digunakan yatu setiap 3 karung kopi yang berhasil dipetik maka 2 karung kopi untuk pemilik lahan kopi dan 1 karung kopi untuk buruh petik sebagai upah nya. Metode rinjing maupun karung, keduannya sangat menguntungkan untuk kedua Kompetensi, Vol 14, No 2, Oktober 2020 170 belah pihak. Apabila buruh petik kopi menginginkan upah yang banyak maka mereka harus bekerja lebih giat agar mendapatkan kopi yang semakin banyak, begitu pula untuk pemilik lahan apabila buruh petik bekerja semakin giat maka proses panen kopi bisa cepet selesei dan bisa segera dilakukan perawatan pasca panen agar nantinya kopi yang dihasilkan berkualitas baik Hafif et al., 2014 2. Metode Kilon Untuk metode perkg upah buruh petik kopi dihitung berdasarkan perolehan kopi dan kemudian ditimbang. Dimana apabila buruh petik kopi berhasil memetik 10 kg kopi maka yang 1 kg merupakan upah buruh petik kopi dan yang 9 kg menjadi hak pemilik lahan. Hal ini sesuai dengan ungkapan bapak mesiyan selaku pemilik lahan kopi, yang disajikan dalam kutipan wawancara berikut ini “Modele lek ngopahi sing buruh opek kopi yaiku kilon, saben oleh sepuloh kilogram kopi, sing buruh opek tak wei sakkilogram kopi. Hal senada juga disampaikan oleh Mbak Sri Selaku buruh petik kopi, sebagai berikut “opahe opek kopi dkiloni, saben sing duwe kopi sangang kilo aku diwei sakkilo” Sehingga dari penjelasan yang disampaikan beberapa narasumber tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pengupahan yang digunakan adalah metode kilon dimana tiap 9 kg kopi untuk pemilik lahan maka buruh petik kopi akan di berikan upah sebesar 1 kg kopi. 3. Metode Harian Metode harian merupakan metode pemberian upah dimana besarnya upah dihitung dengan banyaknya hari bekerja. Untuk setiap satu hari kerja, mulai pukul pagi sampai pukul upah yang didapat sebesar Hal ini dijelaskan oleh pak Jemani selaku pemilik lahan kopi sebagai berikut “kerjone mulai jam enem isuk sampek jam rolas awan. Iku upah e patang puluh maem pisan” Hal senada juga disampaikan oleh Bu kantun Selaku buruh petik kopi yang disajikan dalam kutipan wawancara sebagai berikut “yo lek kerjone diupah e petangpuluh ewu. Iku mulai kerjo jam enem isuk sampek jam rolas awan lan diwei maem” Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa para buruh petik kopi hanya Endah, Metode Pengupahan Buruh 171 bekerja setengah hari. Mereka mulai bekerja pukul sampai pukul dengan upah sebesar dan mendapatkan jatah makan satu kali. Berbeda dengan penelitian Anam, 2018 upah harian diberikan berupa kopi, dimana 2 hari buruh petik memetik untuk pemilik lahan kemudian 1 hari memetik untuk dirinya sendiri sebagai upahnya. 4. Metode Nyewu Metode Nyewu merupakan metode dimana 1 kg kopi yang berhasil dipetik maka buruh petik kopi akan mendapatkan upah sebesar Hal ini sesuai dengan ungkapan bapak Sarju selaku pemilik lahan kopi sebagai berikut” “ombone papan kopi sekitar sak etar setengah, oleh e sak ton setengah. Sing kerjo wong sepuluh, bendino wong siji kerjone mulai jam enem sampai jam rolas awan. Oleh e kurang luwih setengah lek unduh rong dinoan kilone kopi diupahi nyewu. Dadi wong siji bayaran nyatus seketan. Hal ini senada dengan ungkapan Bu Tumijem sebagai buruh petik kopi yang disajikan dalam kutipan wawancara sebagai berikut “upahe le unduh kopi yo nyewu, tiap sak kilone kopi q dibayar sewu, sedinane ngono kae olehe sekitar skeet kilo jadi bayarane yo skeet ewu” Dari pernyataan kedua narasumber diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa upah buruh petik kopi menggunakan metode nyewu, dimana setiap 1 kg kopi yang berhasil dipetik, upah yang diberikan kepada buruh petik kopi sebesar Buruh petik kopi bekerja dari pukul 6 pagi hingga pukul 12 siang Dengan kisaran perolehan kopi sehari sebesar 50 kg/hari. Sehingga tiap buruh petik mampu mengasilkan upah sehari sebesar Berbeda dengan penelitian Muryadi 2017 yang menyatakan bahwa upah yang diberikan atas 1kg kopi yang berhasil dipetik sebesar dan setiap 1 pemetik mendapat bagian 1 ancak yang harus diseleseikannya. KESIMPULAN Metode pengupahan dalam bekerja sebagai buruh petik kopi di Desa Resapombo menggunakan beberapa metode yaitu metode rinjing, metode kilon, metode harian dan metode ini didasarkan atas kebiasaan masyarakat desa resapombo yang menjujung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yaitu gotong royong, ikhlas dan saling tolong menolong. Kompetensi, Vol 14, No 2, Oktober 2020 172 DAFTAR PUSTAKA Haerul Anam. 2018. Tinjaun Hukum Islam Tentang Pemberian Upah Dalam Perjanjian Kerja Panen Biji Kopi Antara pemilik kebun Kopi Dengan Buruh Pemetik Biji Kopi Studi di Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Hafif, B., Prastowo, B., & Prawiradiputra, B. R. 2014. Pengembangan Perkebunan Kopi Berbasis Inovasi Di Lahan Kering Masam. Pengembangan Inovasi Pertanian. Kardila, J., Erfahmi, & Sami, Y. 2015. AKTIVITAS PEMETIK KOPI DALAM SENI LUKIS. Larasati, S. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Deepublish. Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. In Sistem Akuntansi. Murtiningrum, F., Asriani, P. S., & Badrudin, R. 2014. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KOPI ROBUSTA COFFEA CANEPHORA DI KABUPATEN REJANG LEBONG. Jurnal AGRISEP. Muryadi, A. D. 2017. PRESTASI TENAGA KERJA PANEN KOPI DI PTPN IX KEBUN GETAS AFDELING ASSINAN. 31, 1–14. Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Robusta. In Penebar Swadaya. Sanusi, A. 2014. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. Metodologi Penelitian. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian. Metode Penelitian. Susilowati, S. H. 2016. Gejala Pergeseran Kelembagaan Upah pada Pertanian Padi Sawah. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Suwartapradja, O. S. 2008. Kolektivitas Tenaga Kerja Dalam Pertanian Studi Tentang Implikasi Curahanh Tenaga Kerja Terhadap Labour Force Collectivity in Agriculture A Study on the Implication of Labour Force O n Farmers ’ Income in Sumedang Residence ,. Jurnal Kependudukan Padjajaran, 101, 34–49. Toarco, P. T., Di, J., Rantebua, K., & Toraja, K. 2020. PENGARUH UPAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEMETIK KOPI PADA. September 2019. Dian IslamiatiTujuan penelitian untuk menganalisis sistem upah ujrah buruh tani kelapa sawit di Desa Penyeladi Kabupaten Sanggau berdasarkan tinjauan prinsip syariah. Penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan field research dengan pendekatan studi deskriptif dan kuantitatif. Data primer digunakan dengan mengumpulkan hasil wawancara langsung terhadap responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 30 responden. Metode analisis data menggunakan tabulasi, sajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1 Sistem upah ujrah buruh tani kelapa sawit di Desa Penyeladi Kabupaten Sanggau menggunakan sistem upah berdasarkan kinerja dan hasil. 2 Sistem upah berdasarkan tinjauan prinsip syariah masih belum sepenuhnya terpenuhi, dimana nilai kelayakan pada sistem upah masih belum terpenuhi karena upah yang ditetapkan belum memenuhi standar upah minimum. Meskipun jika dilihat dari standar harian, pasaran upah yang ditetapkan di daerah tersebut terbilang cukup besar dengan harga sawit yang tidak J3Kata Kunci Sistem Upah, Ujrah, Buruh Tani, Akad Syariah. Sri Hery Susilowatistrong>English Technology causes changes in agricultural production and institutional systems. In term of working-relation institution, a change from in-kind bawon and kedokan payment system to cash daily and contract system is more efficient to the land owners in reducing harvesting costs. However, daily and contract payments could raise moral hazard carried out by the workers in terms of working intensity and quality. An alternative implemented by the land owners to control moral hazard is through establishment of patron-client relation with permanent workers. Indonesian Teknologi telah menyebabkan perubahan pada sistem produksi maupun tatanan kelembagaan pertanian. Dalam kelembagaan hubungan kerja pertanian, perubahan sistem pengupahan dari sistem bawon dan kedokan ke sistem pengupahan tetap, baik harian maupun borongan, dipandang oleh pemilik lahan merupakan cara yang lebih efisien dalam mengurangi biaya panen. Namun, pada dasarnya sistem pengupahan harian dan borongan memberi peluang buruh tani untuk melakukan kecurangan moral hazard baik dalam intensitas jam kerja maupun kualitas kerja. Salah satu strategi yang dilakukan pemilik lahan untuk menekan munculnya moral hazard adalah dengan membangun hubungan patron-client dengan buruh tani melalui penggunaan buruh langganan dan buruh Hukum Islam Tentang Pemberian Upah Dalam PerjanjianHaerul Anam. 2018. Tinjaun Hukum Islam Tentang Pemberian Upah Dalam Perjanjian Kerja Panen Biji Kopi Antara pemilik kebun Kopi Dengan Buruh Pemetik Biji Kopi Studi di Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.Pengembangan Perkebunan Kopi Berbasis Inovasi Di Lahan Kering MasamB HafifB PrastowoB R PrawiradiputraHafif, B., Prastowo, B., & Prawiradiputra, B. R. 2014. Pengembangan Perkebunan Kopi Berbasis Inovasi Di Lahan Kering Masam. Pengembangan Inovasi Sumber Daya ManusiaS LarasatiLarasati, S. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika RobustaP RahardjoRahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Robusta. In Penebar Pengumpulan Data dan Instrumen PenelitianA SanusiSanusi, A. 2014. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. Metodologi Tenaga Kerja Dalam Pertanian Studi Tentang Implikasi Curahanh Tenaga Kerja Terhadap Labour Force Collectivity in Agriculture A Study on the Implication of Labour Force O n Farmers ' Income in Sumedang ResidenceO S SuwartapradjaSuwartapradja, O. S. 2008. Kolektivitas Tenaga Kerja Dalam Pertanian Studi Tentang Implikasi Curahanh Tenaga Kerja Terhadap Labour Force Collectivity in Agriculture A Study on the Implication of Labour Force O n Farmers ' Income in Sumedang Residence,. Jurnal Kependudukan Padjajaran, 101, 34-49. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Melihat foto di Resto Banaran Coffe Semarang, ada dua perempuan pemetik kopi, ku sempatkan untuk mengambil foto ini, inspirasi menulispun tertuju pada perempuan berdaya. Di semua kebun kopi, suasana dingin pasti menyelimuti para pekerja ini, hawa dingin akan merasuk ke dalam tubuhnya, semangat kerja keras patut di apresiasi, karena saat berangkat sebelum sang surya menampakkan sinar pagi, bahkan ada yang melangkahkan kakinya menuju lokasi dan ada yang naik sepeda onthel sekedar mencari sesuap nasi. Sementara ada juga yang naik sepeda motor melewati perbukitan dan lembah yang tentunya sangat beresiko, saat pun jalan begitu licin dan terjal, betapa luar biasa para perempuan ini, tak pernah mengeluh atas hidup ini, mereka nikmati dengan penuh keceriaan, ada aktivitas rutin untuk mendapatkan penghasilan demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Para perenpuan ini telah menunjukkan kontribusinya untuk negara, lewat petik biji kopi yang berkualitas, akan disulap menjadi sebuah kopi yang bermutu dan dinikmati oleh jutaan manusia yang ingin menikmato sensasi kopi racikan, ambil contoh biji kopi gayo Aceh, bisa sampai ke Kabupaten Brebes, para penikmat coffe tinggal datang ke cafee coffe dengan ragam khas coffe berbagai daerah, cukup membawa uang lima puluh ribu saja, anda bisa menikmati sensasi coffe yang beraroma khas. Mengutip di portal terkait data penikmat kopi, bahwa Konsumsi kopi domestik Indonesia juga terus meningkat. Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia 2019 yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network menunjukkan proyeksi konsumsi kopi domestik Coffee Domestic Consumption pada 2019/2020 mencapai ton atau meningkat sekitar 13,9% dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai per kapitanya, konsumsi kopi masyarakat Indonesia relatif masih rendah dibandingkan negara lain, yaitu hanya sekitar 1 kilogram per orang pada 2018. Lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam yang tingkat pendapatannya di bawah Indonesia saja konsumsi kopi per orang mencapai 1,5 kilogram pada tahun yang artinya bahwa nasib para perempuan pemetik kopi jangan dianggap sebelah mata, mereka menjadi pahlawan pendapatan pajak negara ini, mereka harus berdaya. Lihat Money Selengkapnya

umumnya pemetik kopi tinggal di